Pages

Senin, 22 Juni 2015

PERBEDAAN PENDAPAT ANTARA GOLONGAN TUA DAN MUDA SEJARAH KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA


Latar Belakang
Menjelang kemerdekaan republik indonesia ada beberapa hal yang terjadi di Indonesia yang mana semua tujuan tersebut untuk proses kemerdekaan bangsa indonesia, seperti perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Tujuan dari kedua golongan tersebut tidak lain tidak bukan hanyalah untuk kemerdekaan bangsa indonesai itu sendiri. Yang memisahkan atau menjadi sedikit permasalahan dari kedua golongan tersebut adalah proses atau jalan yang di tempuh seperti‘’golongan tua menghendaki kemerdekaan mutlak dari pengakuan jepang”. Golongan tua tidak mau mengambil resiko apa bila proses kemerdekaan ini berlalu dengan pertumpahan darah yang sangat besar, dan mereka juga ingin menarik simpati dimata dunia internasional bahwa bangsa indonesia bisa menjaga ketertiban dunia dan keamananya.
Sedangkan golongan muda malah sebaliknya mengiginkan kemerdeaan dengan cara apapun yang penting bangsa indonesia bisa merdeka meskipun harus ada pertumpahan darah. Golongan muda tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang kebetulan itu bangsa jepang mengalami kekalahan perang pasifik. Golongan muda juga tahu bahwa belanda akan datang lagi ke indonesia, maka mereka tidak mau merelakan kesempatan itu. Secara jika bangsa indonesia dapat melepaskan diri dari jajahan jepang bangsa belanda tidak berhak menduduki bangsa indonesia karena bangsa belanda telah menyerah kepada bangsa jepang pada tahun 1942.secara mutlak kala itu bangsa jepang lah yang berhak atas bangsa indonesia pada saat itu.
Berita tentang kekalahan Jepang diketahui oleh sebagian golongan muda melalui radio siaran luar negeri. Pada malam harinya, Sultan Syahrir menyampaikan berita itu kepada Moh. Hatta. Syahrir juga menanyakan mengenai kemerdekaan Indonesia sehubungan dengan peristiwa tersebut. Moh. Hatta berjanji akan menanyakan hal itu kepada Gunseikanbu. Setelah yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu, Moh. Hatta mengambil keputusan untuk segera mengundang anggota PPKI.
Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta( sekarang gedung Fakultas Kedokteran UI, Jakarta ). Rapat dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20:30 waktu Jawa. Rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh itu menghasilkan keputusan :“kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak dapat digantungkan pada orang dan negara lain. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan dan sebaliknya diadakan perundingan dengan golongan muda agar mereka diikutsertakan dalam pernyataan proklamasi.
Keputusan rapat itu disampaikan oleh Wikana dan Darwis pada pukul 22:30 waktu Jawa kepada Ir. Soekarno di rumahnya, Jln. Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Kedua utusan itu segera menyampaikan keputusan golongan muda agar Ir. Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu hadiah dari Jepang. Tuntutan Wikana yang disertai ancaman bahwa akan terjadi pertumpahan darah jika Ir. Soekarno tidak menyatakan proklamasi keesokan harinya telah menimbulkan ketegangan. Ketegangan itu juga disaksikan oleh golongan tua lainnya, seperti Drs. Moh Hatta, Dr. Buntaran, Dr Samsi, Mr. Ahmad Subardjo, dan Iwa Kusumasumantri.
Dalam diskusi antara Darwis dan Wikana, Moh. Hatta berkata  “Dan kami pun tak dapat ditarik-tarik atau didesak supaya mesti juga mengumumkan proklamasi itu. Kecuali jika saudara-saudara memang sudah siap dan sanggup memproklamasikan. Cobalah! Saya pun ingin melihat kesanggupan Saudara-saudara!” Utusan itu pun menjawab “Kalau begitu pendirian Saudara-saudara berdua, baiklah! Dan kami para pemuda-pemuda tidak dapat menanggung sesuatu jika besok siang proklamasi belum juga diumumkan. Kami pemuda-pemuda akan bertindak dan menunjukkan kesanggupan yang saudara kehendaki itu!”
Golongan muda yang diwakili oleh Chairul Saleh, Wikana, Sukarni, Hanafi, dll, bertekad untuk dipercepatnya pembacaan Proklamasi oleh Bung Karno.
Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang.
Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka melakukan “aksi penculikan” terhadap diri Soekarno-Hatta .
Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi ( 1984:58 ); Ahmad Soebardjo ( 1978:85-87 ) sebagai berikut:
Chaerul Saleh :”Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !” (dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang).
Sukarni          : ”Kita harus segera merebut kekuasaan !” (tukas Sukarni berapi-api).
  ”Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !”(seru mereka bersahutan).
(Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan)
Wikana           ; ”Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”
(Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata):
” Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”.
(Hatta kemudian memperingatkan Wikana); “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?”
Namun, para pemuda terus mendesak; ” apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya ‘!”. ” Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memprokla­masikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyata­kan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”.
Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri “. Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.
Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa usul para pemuda tidak dapat diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan timbulnya banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda nampak tidak puas. Mereka mengambil kesimpulan yang menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.
Sementara itu Mr. Ahmad Soebardjo, seorang tokoh golongan tua merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan agar proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Untuk tercapainya maksud tersebut Soekarno-Hatta harus segera dibawa ke Jakarta. Akhirnya Ahmad Soebardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok. Rombongan tersebut tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB. Peranan Ahmad Soebardjo sangat penting dalam peristiwa kembalinya Soekarno-Hatta ke Jakarta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno-Hatta ke Jakarta.
Perbedaan pendapat tersebut sebagai berikut:
       A.    Golongan Muda
1.      Menghendaki Proklamasi Kemerdakaan Indonesia diselenggarakan secepatnya tanggal 16 Agustus 1945
2.      Menghendaki Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terlepas dari pengaruh Jepang
3.      Menganggap PPKI  buatan Jepang
4.      Menganggap golongan tua sangat lamban

       B.    Golongan Tua
1.   Menghendaki cepat atau lambat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak penting, tetapi pada dasarnaya Proklamasi harus disiapkan secara matang
2.      Menghendaki Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah
3.      Menghendaki proses Proklamasi Kemerdekaan melalui rapat PPKI
4.      Golongan tua lebih bersikap hati – hati

Dikutip :
http://aminhidayatcenter.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Analisi Artikel :
Perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda merupakan perbedaan yang didasarkan atas waktu dan jalur yang ditempuh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Golongan tua yang seolah-olah dianggap lamban dan terlalu mengikuti instruksi dari Jepang menimbulkan banyak sekali pemikiran menyimpang dari golongan muda, mereka menganggap bahwa Jepang tidak akan memberikan kemerdekaannya begitu saja akan tetapi mereka sedang menunggu sekutu untuk menggantikan perannya memegang kekuasaan di Indonesia. Para pemuda yang dengan semangatnya menggembor-gemborkan proklamasi hanya bisa mendesak Ir.Soekarno tanpa melakukan atau memproklamasikannya sendiri, mereka hanya bisa terus mendesak golongan tua agar proklamasi diumumkan secepatnya.


Jumat, 19 Juni 2015

Negara Perancis

Strategi Pembelajaran

1.      
         Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah :
A.    Apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, tekhnik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.
Jawab :

1.            Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
2.            Strategi pembelajaran.
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
3.            Metode pembelajaran
Yaitu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4.            Teknik Pembelajaran
Merupakan cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
5.            Taktik Pembelajaran.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
6.            Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

B.     Sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
Jawab :

1.      Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
a)      Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif, atau psikomotor ?
b)      Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkattinggi atau tingkat rendah ?
c)      Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis
2.      Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
a)      Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu ?
b)      Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak ?
c)      Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu ?
3.      Pertimbangan dari sudut siswa:
a)      Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa ?
b)      Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa ?
c)      Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa ?
4.      Pertimbangan-pertimbangan lainnya:
a)      Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja ?
b)      Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan ?
c)      Apakah strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi ?

2.                             Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan.
A.    Sebutkan komponen Strategi Pembelajaran, dan sebutkan Macam-Macam Model Pembelajaran !
Jawab :
Komponen Strategi Pembelajaran.
1.   Pendahuluan.
2.   Uraian.
3.   Tujuan.
4.   Bahan Pembelajaran.
5.   Kegiatan Belajar Mengajar.
6.   Metode.
7.   Alat.
8.   Sumber Pelajaran.
9.   Evaluasi

Macam-Macam Model Pembelajarn :
Koperatif (CL, Cooperative Learning), Kontekstual (CTL, Contextual Teachingand Learning), Realistik (RME, Realistic Mathematics Education), Pembelajaran Langsung (DL, DirectLearning), Pembelajaran Berbasis masalah (PBL,Problem Based Learning), Problem Solving, Problem Posing, Problem Terbuka (OE, Open Ended), Probing-prompting, Pembelajaran Bersiklus (cycle learning), Reciprocal Learning, SAVI, TGT (Teams Games Tournament), VAK (Visualization, Auditory,Kinestetic), AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition), TAI (Team Assisted Individualy), STAD (Student Teams AchievementDivision), NHT (Numbered Head Together), Jigsaw, TPS (Think Pairs Share), GI (Group Investigation), MEA (Means-Ends Analysis), CPS (Creative Problem Solving), TTW (Think Talk Write), TS-TS (Two Stay – Two Stray), CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending), SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,Review), SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review), MID (Meaningful Instructionnal Design), KUASAI, CRI (Certainly of Response Index), DLPS (Double Loop Problem Solving), DMR (Diskursus Multy Reprecentacy), CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition), IOC (Inside Outside Circle), Tari Bambu, Artikulasi, Debate, Role Playing, Talking Stick, Snowball Throwing, Student Facilitator and Explaining, Course Review Horay, Demostration, Explicit Instruction, Scramble, Pair Checks, Make-A Match, Mind Mapping, Examples Non Examples, Picture and Picture, Cooperative Script; LAPS-Heuristik, Improve, Generatif, Circuit Learning, Complette Sentence, Concept Sentence, Time Token, Take and Give, Superitem, Hibrid, Kumo, Quantum.

B.     Sebutkan beberapa metode pembelajaran langsung, active learning, cooperative learning, pembelajaran terbimbing beserta langkah kegiatannya.
Jawab :
 1.      Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (direct intruction).

 Model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut:
Tahapan 1 : Fase Orientasi
Tahapan2 : Fase Presentasi/Demonstrasi
Tahapan3 : Fase Latihan Terstruktur
Tahapan: Fase Latihan Terbimbing
Tahapan: Fase Latihan Mandiri
2.      Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Model pembelajaran aktif adalah suatu model dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active learning).
Langkah Kegiatannya adalah:
Langkah 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Langkah2: Menyajikan informasi
Langkah3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Langkah4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Langkah5: Evaluasi
Langkah6 : Memberikan penghargaan
3.      Model Pembelajaran Cooperatif Learning
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. 
Agar pelaksanaan pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model pembelajaran kooperatif di kelas dan menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
2.      Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas merupakan kelas heterogen.
3.      Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran kooperatif.
4.      Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.
5.      Mensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.
4.      Pembelajaran Terbimbing
Suchman (Kartawisastra dkk, 1980:3) menyebutkan sembilan langkah “Guided Discovery Lesson “ (pembelajaran penemuan terbimbing). Langkah-langkah yang di maksud adalah sebagai berikut :
1.      Adanya masalah/problem yang akan dipecahkan yang dinyatakan dalam berbagai “pernyataan” atau “pertanyaan”.
2.      Jelas disebutkan tingkatan/kelas siswa yang akan mengikuti pembelajaran.
3.      Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa ditulis dengan jelas
4.      Perlu disediakan alat/bahan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam melaksanakan kegiatan penemuan.
5.      Diskusi pengarahan dilakukan dalam bentuk tanya jawab antara siswa dan guru sebelum para siswa melakukan kegiatan penemuan.
6.      Kegiatan pembelajaran penemuan dapat berupa penyelidikan/percobaan untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
7.      Proses berfikir kritis perlu dijelaskan untuk menunjukkan adanya “mental operation” siswa yang diharapkan dalam kegiatan.
8.      Pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada pengembangan kegiatan penyelidikan siswa perlu diberikan.
3.      Untuk mengembangkan belajar anak maka penerapan harus memperhatikan lingkungan belajar, dimana lingkungan belajar tersebut harus sesuai dengan dimensi perkembangan anak yang meliputi dimensi perkembangan fisik, dimensi perkembangan sosio emosional, dan dimensi perkembangan. Selain itu, hal lain yang harus diperhhatikan adalah tingkat perkembangan kemampuan anak dan tingkat perkembangan nyata anak. Hal tersebut perlu dipahami agar guru mengetahui perkembangan anak sehingga dari anak yang mula-mula tidak bisa mengerjakan apa-apa, kemudian anak bisa mengerjakan dengan arahan samai pada akhirnya anak dapat mengerjakan suatu hal sendiri.
Jelaskan perbedaan Strategi Deduktif, Induktif, Ekspositori, dan Heuristic! Serta Taraf Kematangan dan Perkembangan Siswa?
Jawab :

1)      Strategi Deduktif
Dalam strategi pembelajaran deduktif, pesan diolah mulai hal umum menuju kepada hal yangkhusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang nyata, dari konsep-konsep yang abstrakkepada contoh-contoh yang konkret, dari sebuah premis menuju kesimpulan yang logis. Langkah-langkahdalam strategi deduktif meliputi tiga tahap. Pertama, pengajar memilih pengetahuan untukdiajarkan. Kedua, pengajar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Ketiga, pengajarsatu satumemberikan contoh dan membuktikannya kepada peserta didik. Teknik penyajian pelajaran yangparalel dengan strategi pembelajaran deduktif adalah teknik ceramah.
2)      Strategi Induktif
Strategi pembelajaran induktif adalah pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yangkhusus, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat individual menuju generalisasi, dari pengalaman pengalamanempiris yang individual menuju kepada konsep yang bersifat umum. Menurut KennethB Anderson ada beberapa langkah untuk menentukan strategi pembelajaran induksi. Pertama,pengajar memilih bagian dari pengetahuan, aturan umum, prinsip, konsep yang akan diajarkan.Kedua, pengajar menyajikan contoh-contoh spesifik untuk dijadikan bagian penyusunan hipotesis.Ketiga, bukti-bukti disajikan dengan maksud membenarkan atau menyangkal berbagai hipotesistersebut. Keempat, menyimpulkan bukti dan contoh-contoh tersebut.Teknik penyajian yang paralel adalah teknik penemuan, teknik penyajian kasus, dan tekniknondirektif.
3)      Strategi Heuristik
Strategi pembelajaran heuristik adalah strategi pembelajaran yang bertolak belakang denganstrategi pembelajaran ekspositorik karena dalam strategi ini peserta didik diberi kesempatan untukberperan dominan dalam proses pembelajaran. Strategi ini menyiasati agar aspek-aspek komponenpembentuk sistem instruksional mengarah pada pengaktifan peserta didik mencari dan menemukansendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan.Dalam strategi heuristik pengajar pertama-tama mengarahkan peserta didik kepada data-dataterpilih, selanjutnya peserta didik merumuskan kesimpulan berdasarkan data-data tersebut. Bilakesimpulan tepat, tercapailah tujuan strategi. Sebaliknya, bila kesimpulan salah, pengajar bisa memberikan data baru sampai peserta didik memperoleh kesimpulan yang tepat.

4.      Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan, materi atau bahan apa yang disampaikan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.
A.    Sebutkan Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran, Dimensi-dimensi Perencanaan Pembelajaran IPS
Jawaban :

Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran, yaitu :
a)      Perencanaan pendidikan adaptif
Perencanaan pendidikan adaptif terjadi karena adanya tanggapan pada suatu pengembangan yang dilakukan secara ekternal.
b)      Perencanaan Pembelajaran kontingensi
Perencanaan Pembelajaran kontingensi merupakan pendekatan yang ditujukan untuk menciptakan kondisi yang pengaruhnya dapat dielakkan dan diserap dengan biaya atau kerugian minimal.
c)      Perencanaan Pembelajaran kompulsif
Perencanaan Pembelajaran kompulsif menentukan perincian mengenai apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan akan dilakukan. Alat utamanya adalah imbalan (reward) jika berhasil dan hukuman jika tidak berhasil.
d)      Perencanaan Pembelajaran manipulatif
Perencanaan Pembelajaran manipulatif mengandalkan berbagai jenis instrument untuk mendapatkan suatu keuntungan.
e)      Perencanaan Pembelajaran indikatif
Perencanaan Pembelajaran indikatif menyebarkan informasi yang dimaksudkan untuk memberi sinyal yang benar kepada individu dengan harapan agar pada gilirannya akan mengambil tindakan yang tepat.
f)        Perencanaan Pembelajaran bertahap (incremental)
Perencanaan Pembelajaran bertahap adalah perencanaan yang mengambil langkah pendek, mengoreksi kesalahan saat perencanaan itu dilaksanakan.
g)      Perencanaan otonomi
Perencanaan otonomi merupakan perencanaan yang dilakukan oleh diri sendiri dan bukan sebagai bagian dari perencaan lainnya.
h)      Perencanaan Pembelajaran perbaikan/pemulihan (amelioratif)
Perencanaan Pembelajaran ameliorative dirancang untuk memulihkan pada keadaan semula, tanpa pertimbangan mengenai apa yang mungkin terjadi.
i)        Perencanaan Pembelajaran normatif
Perencanaan pembelajaran normative merupakan peencanaan jangka panjang.
j)        Perencanaan Pembelajaran fungsional
Perencanaan pembelajaran fungsional memusatkan pada aspek tertentu dari seluruh masalah.
k)      Pempograman Pembelajaran
Program pembelajaran menentukan pencapaian target, kebutuhan program dan kebutuhan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.

Dimensi-dimensi Perencanaan Pembelajaran, yaitu :
a)      Significance, yaitu tingkat kebermaknaan yang tergantung dari kepentingan social dari tujuan pendidikanyang diusulkan.
b)      Feasibility, yaitu kelayakan teknis dan perkiraan biaya merupakan aspek yang harus dilihat secara realistik.
c)      Relevance, yaitu konsep releven mutlak perlu bagi implementasi rencana pendidikan.
d)     Definitiveness, yaitu penggunaan teknik simulasi untuk menjalankan rencana dengan menggunakan data model buatan, tujuannya adalah untuk meminimumkan kejadian yang tidak diharapkan yang akan mengalihkan sumber daya dari tujuan yang direncanakan.
e)      Parsimoniusness, yaitu perencanaan haruslah digambarkan secara sederhana.
f)       Adaptability, yaitu perencanaan pendidikan haruslah dinamis dan dapat berubah sesuai informasi sebagai umpan.
g)      Time frame, yaitu siklus alamiah pokok bahasan pada perencanaan, kebutuhan untuk merubah situasi yang tidak dipukul, keterbatasan perencanaan pendidikan dalam meramalakan masa depan merupakan beberapa factor yang berkaitan dengan waktu.
h)      Monitoring, yaitu melibatkan penegakkan kriteria pendidikan untuk menjamin berbagai komponen rencana bekerja secara efektif.
i)        Subject matter, yaitu pokok-pokok bahasan yang aka direncanakan.

B.     Sebutkan beberapa bentuk kecakapan dasar, kecakapan instrumental/fungsional !
Jawab :

1)      Kecakapan Dasar, meliputi belajar mandiri, membaca, menulis dan menghitung, kecakapan berkomunikasi, kecakapan berfikir, kecakapan kalbu, kecakapan mengelola raga, kecakapan merumuskan kepentingan dan cara pencapaiannya, kecakapan berkeluarga dan social.

2)  Kecakapan Instrumental/Fungsional, meliputi kecakapan memanfaatkan teknologi, kecakapan mengelola sumberdaya, kecakapan bekerjasama dengan orang lain, kecakapan memanfaatkan informasi, kecakapan menggunakan system, kecakapan berwirausaha, kecakapan kejuruan, kecakapan memilih dan mengembangkan karir, kecakapan menjaga harmoni degan lingkungan, kecakapan dengan menyatukan bangsa.